System analyst merupakan suatu profesi yang banyak diminati oleh masyarakat dari belahan dunia manapun. Salah satu negara yang sangat appreciate dengan profesi ini adalah Inggris. Di Inggris, jumlah peminat dari profesi ini memiliki jumlah yang besar, terutama di London dan beberapa kota di wilayah asia tenggara Inggris.
Seorang system analyst harus mampu mengakses sistem IT yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan kemudian membuat improvement-nya. Tugas system analyst yaitu mengidentifikasi kebutuhan klien (perusahaan), kemudian membuat draft mengenai rencana yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti system IT tersebut. Setelah itu membuat proposal mengenai studi analisa kelayakan (feasibity studies) dan membuat rekomendasinya. Setelah itu, kita mulai mendirikan sebuah sistem dari rekomendasi yang sudah di-improve sebelumnya. Sistem baru ini kemudian di-install dan di-upgrade, dicoba diterapkan di perusahaan dan diuji apakah sudah bekerja dengan efisien atau belum. Setelah sistem ini benar-benar bekerja dengan efisien, reliable dan flexible enough untuk diterapkan, kita dapat mengadakan pelatihan mengenai instruksi manual kepada para staf agar mampu menyesuaikan dengan sistem yang baru atau upgraded system.
System analyst harus mampu memahami beberapa software yang mampu menunjang pekerjaannya seperti SQL, Visual Basic, C++, Java, Unified Modelling Language (UML), dan SAP business software applications.
Standarnya, system analyst bekerja 37 – 40 jam per minggu, namun semuanya bergantung pada klien. Jika mendadak ada claim, maka bisa jadi system analyst harus mengejar deadline dan terpaksa mengorbankan waktu liburnya untuk overtime.
Pada dasarnya, system analyst dibagi menjadi tiga tingkat yaitu newly qualified systems analyst, experienced analyst, dan senior analyst. Setiap tingkatan memiliki kualifikasi yang berbeda sesuai dengan kualifikasi dan pengalamannya masing-masing.
Seorang system analyst harus mampu mengakses sistem IT yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan kemudian membuat improvement-nya. Tugas system analyst yaitu mengidentifikasi kebutuhan klien (perusahaan), kemudian membuat draft mengenai rencana yang perlu dilakukan untuk memperbaiki atau mengganti system IT tersebut. Setelah itu membuat proposal mengenai studi analisa kelayakan (feasibity studies) dan membuat rekomendasinya. Setelah itu, kita mulai mendirikan sebuah sistem dari rekomendasi yang sudah di-improve sebelumnya. Sistem baru ini kemudian di-install dan di-upgrade, dicoba diterapkan di perusahaan dan diuji apakah sudah bekerja dengan efisien atau belum. Setelah sistem ini benar-benar bekerja dengan efisien, reliable dan flexible enough untuk diterapkan, kita dapat mengadakan pelatihan mengenai instruksi manual kepada para staf agar mampu menyesuaikan dengan sistem yang baru atau upgraded system.
System analyst harus mampu memahami beberapa software yang mampu menunjang pekerjaannya seperti SQL, Visual Basic, C++, Java, Unified Modelling Language (UML), dan SAP business software applications.
Standarnya, system analyst bekerja 37 – 40 jam per minggu, namun semuanya bergantung pada klien. Jika mendadak ada claim, maka bisa jadi system analyst harus mengejar deadline dan terpaksa mengorbankan waktu liburnya untuk overtime.
Pada dasarnya, system analyst dibagi menjadi tiga tingkat yaitu newly qualified systems analyst, experienced analyst, dan senior analyst. Setiap tingkatan memiliki kualifikasi yang berbeda sesuai dengan kualifikasi dan pengalamannya masing-masing.
So, what qualifications and experience will employers look for?
Mempunyai latar belakang pendidikan di bidang IT atau bidang lainnya yang terkait, seperti:
computer science/studies
information management systems
business information systems
maths and operational research
Bagi yang bukan berasal dari lulusan IT atau bidang yang terkait dengan IT seperti di atas, namun ingin menjadi seorang system analyst, Anda dapat mengambil S2 atau postgraduate di bidang IT. Tetapi, pengalaman kerja di dunia industri tetap menjadi syarat untuk menjadi seorang system analyst.
Mempunyai latar belakang pendidikan di bidang IT atau bidang lainnya yang terkait, seperti:
computer science/studies
information management systems
business information systems
maths and operational research
Bagi yang bukan berasal dari lulusan IT atau bidang yang terkait dengan IT seperti di atas, namun ingin menjadi seorang system analyst, Anda dapat mengambil S2 atau postgraduate di bidang IT. Tetapi, pengalaman kerja di dunia industri tetap menjadi syarat untuk menjadi seorang system analyst.
Then, what skills and knowledge will a system analyst needs?
problem solver
memilki pengetahuan mengenai software, hardware, dan programming
mampu mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
solutif dalam memberikan ide
memiliki keahlian dalam bernegosiasi
mempu bekerja dalam teamwork
mampu bekerja di bawah tekanan dan deadline
mampu merencanakan dan me-manage sebuah proyek
memiliki apresiasi yang baik terhadap wider business demand
mampu bekerja dengan budget yang diberikan klien
up to date dengan perkembangan teknologi
problem solver
memilki pengetahuan mengenai software, hardware, dan programming
mampu mengumpulkan dan menginterpretasikan informasi
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
solutif dalam memberikan ide
memiliki keahlian dalam bernegosiasi
mempu bekerja dalam teamwork
mampu bekerja di bawah tekanan dan deadline
mampu merencanakan dan me-manage sebuah proyek
memiliki apresiasi yang baik terhadap wider business demand
mampu bekerja dengan budget yang diberikan klien
up to date dengan perkembangan teknologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar